Friday, August 6, 2010

Rekombinasi Protein, ewww...

Wahahaha!! sebenernya mau ketawa pas copy-paste tulisan ini dari blog lama yg akhirnya ketemu juga. Awal-awal dibukanya blog Kekeniken ini adalah karena sebuah janji dimana aku gak mau lagi ngebahas ttg protein rekombinan, DNA, gen, dan apapun itulah. Tapi entah mengapa, rasanya hidup blog ini kurang afdlol kalau tdk mencantumkan protein rekombinan, DNA, gen, dan apapun itu, karena memang mereka semua itulah yang menjadi bagian hidupku sehari-hari, saat ini. Well, ini lah dia......

rekombinasi protein….

sepertinya topik ini menjadi topik penelitian yang masih jarang terdengar di Indonesia ya? Padahal penelitian dengan topik ini telah banyak dilakukan di Indonesia, terutama oleh badan-badan penelitian semacam BPPT dan LIPI, juga beberapa universitas, seperti IPB, UI, UPH, dan Unibraw.

Sulit kah penelitian dengan topik ini? Sebenarnya sih tidak, hanya saja diperlukan ketelitian dan ketabahan yang cukup tinggi dari penelitinya…Aduh, secara tidak sadar saya sudah memberi kesan “berat” ya? Hahaha! Padahal tidak sama sekali, asal kita serius melakukannya, PASTI BISA!

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Somatotropine.GIF

Nah! Inilah jenis protein yang akan saya hasilkan. Sulitkah membuatnya menjadi bentuk ini? Ohh..tidak sama sekali, karena yang memproduksi protein ini dalam artian sebenarnya adalah Miss E. coli yang cantik… Pintar sekali bukan Miss E. coli ini? Makanya, jangan pernah kita remehkan bakteri kasta rendah yang biasa ada di kotoran kita ini :-)

Kembali lagi ke topik….Apa sih pentingnya rekombinasi protein?

Banyak sekali… kita bisa memproduksi protein yang sulit didapatkan dengan cara ekstraksi biasa dari jaringan tubuh (manusia, hewan, tumbuhan). Memproduksi di sini diartikan sebagai menghasilkan protein dalam jumlah banyak dan berlimpah. Protein? Apa saja sih senyawa atau materi yang bisa digolongkan sebagai protein? Banyak sekali! ada hormon (untuk regenerasi kulit, bahan kosmetik, dan obat-obatan), vaksin, dan bahkan kalau mau, zat mematikan dari racun ular berbisa pun, kalau ada yang mau memproduksi, juga bisa lohh.. ^_^

Rekombinasi protein merupakan hasil dari rekombinasi DNA yang dilakukan dengan menggunakan vektor pengekspresi khusus protein, misalnya pET, yang telah disisipi gen pengkode protein yang dimaksud. Bingung? sabarr..ini masih pembukaan… ^_^

Oleh karena itulah, pada blog saya ini, akan saya jelaskan mengenai DNA, protein, dan segala tetek bengeknya, semoga blog ini bermanfaat buat rekan-rekan yang ingin atau sedang mendalami bidang ini. Let’s have fun with this topic! Suer ! kita bisa berkreasi dengan banyak hal, yang penting masuk di akal, dan tidak akan ada yang menyalahkan, karena kita bermain dengan barang-barang ghaib (barang yang tidak kasat mata-Red.) ;-P

Inilah foto saya bersama dengan pak Hettich Zentrifugen tercinta, maaf sifat buruk narsis saya ini agak sukar untuk dihilangkan. Hahaha!
Read more...

Friday, July 30, 2010

Eat, Love, and Pray


Buku karangan elizabeth gilbert ini merupakan salah satu buku yang well-recommended!
Bukunya tidak bisa digolongkan novel (menurutku), karena lebih mengarah pada kumpulan jurnal; jurnal kehidupan lebih tepatnya! Jadi gaya bahasanya mirip diary yang biasa kita (aku) tulis di malam hari sebelum tidur...

Elizabeth, atau Liz, sangat cerdik dalam memilih kata-kata yang digunakannya untuk mengisahkan segala kejadian dan perasaan hidupnya. Ia bisa membuat pembacanya hanyut dalam segala pengalamannya. Aku sedikit merasa kalau Liz adalah sebagian diriku. Terkadang terlintas di dalam benakku untuk hidup sendiri, it feels like a totally-freedom for myself. hehehe...

Dalam bukunya, Liz benar-benar menikmati lezatnya makanan yang ia makan di Italia. Uggh! jadi ingin makan gelato dan pizza dg dobel mozarela! Kayak gimana sih model dan rasanya? (tolong kalau ada yg berkenan mengirimkan ke rumahku, akan dg senang hati kukirim alamat rumahku, for free!). Ohya, ngomong-ngomong, apa cowok Italia memang setampan dan sekeren yang diceritakan Liz? Kalau ada, boleh juga kalau aku dikirim satu saja ke rumah (for free!-lagi). Wkwkwk..

Pun demikian dg pengalaman spirituil yg ia alami di India... Wuihh!! Rumit! wkwkwk... Bagaimana ia mencari keilahiannya di dalam ashram dan mengatasi pergulatan antara emosi dan pikirannya. Sempurna! Liz bisa menggambarkan dengan detail peristiwa spirituil yang ia alami. Liz menggunakan contoh-contoh yg mudah kita temui di sekitar kita sehingga kita bisa memahami keadaannya tanpa khawatir harus kehilangan makna *lebih karena kita sulit memahami kalimat-kalimatnya*.
nb: di bagian ini, aku harus membaca setiap paragraf minimal dua kali untuk mendalami maknanya... Pffiuuhh!!

Sementara itu, di Indonesia, Liz menemukan "keseimbangan" versi dirinya, dimana ia akhirnya menemukan lagi cintanya pada diri seorang Brazil selatan, Felipe (dan Liz menjelaskan "kegiatan" apa saja yg ia lakukan bersama Felipe. weeww...tipikal orang barat); menemukan sahabat, seorang wanita miskin asli Bali, yang suka berbicara vulgar dan "urung" menipunya (bagian penipuan ini sungguh sangat memalukan, krn Felipe dan Liz menganggap ini adalah suatu hal yg lumrah di negara ini...omigod!!); menemukan seorang dukun yg (menurutku) ramalannya agak sedikit melenceng (kalau tdk bisa dikatakan maksa)...

Salah seorang temanku pernah berkata, kalau suatu rezeki tidak diberikan padamu hari ini, mungkin diberikan lain hari. Kalau kau mendapatkan cobaan berat, mungkin Allah akan memberikan "hadiah" untukmu di lain hari. Kalau kau berdoa dg sungguh-sungguh untuk mendapatkan suatu rezeki tetapi pada akhirnya kau tidak mendapatkannya, mungkin bukan rezeki macam itulah yg sesuai untukmu. Itulah pelajaran berharga yang bisa kusimpulkan dari membaca buku Liz. Selamat membaca!
Read more...

Friday, July 23, 2010

Musik Jepang

Beberapa hari ini, aku mendengarkan karya-karyanya Mozart, Bach, dan Chopin, hmm..juga Debussy. Tapiii, di tengah-tengah karya-karya mereka, aku juga mendengarkan satu lagu jepang (dalam aliran yg berbeda), yang yaahh menurutku keren, tapi ndak tau kalau kalian yang menilai siihh..
Lagu Jepang ini kaya akan ornamen musik, seperti orkestra. Coba denger bass betotnya deh! Kayaknya sih asal dipetik saja, tapi entah gimana, harmonisasi yg muncul bisa pas banget!

Coba deh dicek videonya berikut ini.
nb: ketiga personelnya cowok semua lohh! (tolong diingat bahwa kita menonton video musik jepang!*kalian yg sudah tau, pasti paham akan hal ini :)*)


Read more...

Monday, July 19, 2010

Pengantar X-Strain


Ini novel sci-fi ku yang pertama, setelah duluu..aku pernah membuat novel dramatik waktu jaman-jaman SMA. Yaa kira-kira setaun lalu lahh.. Hahahaha!! Boong bangett!

Novel ini terinspirasi dari pengarang novel favoritku, John Grisham. Si John ini sangat cerdas, tajam (dan terpercaya) dalam mengupas ilmu hukum di setiap novelnya. Awal-awal baca novelnya dulu, aku sering mikir, "Ini orang butuh berapa lama untuk survey di dunia hukum, sampai-sampai detil di dalam ruang sidang pun ia tahu?". Barulah beberapa lama kemudian, aku tahu kalau ternyata si John ini pengacara. Wealahhh... Ngglethek!

Nah! Inspirasi yang datang padaku bukanlah "ilmu hukum"nya, tapi bagaimana kita membuat novel dari kegiatan yang kita lakoni sehari-hari. Berhubung, aku berkutat dengan molekular bioteknologi (masih skala rendahan sihh..), maka aku membuat novel dengan tema Sci-Fi yang terkait kloning, dan sebagainya, dan sebagainya...

Hehe..jadi para profesional molekular-bioteknologi, saya memohon maaf sebesar-besarnya kalau nanti di novel ini ada teknik molekular yang kurang berkenan. Tapi saya rajin baca jurnal kokkk!!
Semoga gak pusing baca novel ini ya bokk...
Ini novel romantje kokk, jadi gak usah ikut-ikutan baca jurnal kalau mau ngikutin novel ini. Kalau sampeyan-sampeyan sibuk baca jurnal, kapan dong novel eike dibaca?

Read more...

Wednesday, July 14, 2010

X-Strain Eps. 1

Aku terbangun dengan peluh di sekujur tubuhku..
aakkhh! Kepalaku sakit sekali! Dimana aku?

Perempuan itu bangun sambil melihat sekelilingnya. Tampak bingung karena tidak tahu ada dimana dan apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. Matanya mengerjap berusaha mencari seseorang yang mungkin ada di ruangan serba putih itu. Tapi rupanya tidak ada seorangpun di sana. Tapi ia melihat beberapa benda dan peralatan aneh di sekitarnya. Mesin berlengan satu berwarna hitam dengan jarum di ujungnya yang tampak terabaikan di pojok ruangan, karena ada beberapa bagian yang patah tidak sempurna. Beberapa jarum suntik tergeletak di atas meja aluminium yang juga menampung beberapa sarung tangan karet dan benda-benda yang tampak seperti alat suntik berwarna-warni. Beberapa tabung-tabung kecil terserak dari tempat sampah yang sudah terguling, mesin-mesin kotak dan bundar yang tidak ia kenali fungsinya sama sekali. Semuanya tampak suram dan berdebu.


Matanya masih mengerjap-ngerjap. Ia baru menyadari bahwa dirinya hanya mengenakan baju rumah sakit berwarna putih dengan pita putih di tangannya bertuliskan Sonia-Emb71. Rambut merah panjangnya terjatuh ke depan saat ia meraba kaki, tangan, kepala, dan akhirnya seluruh tubuhnya; secara insting ia berusaha menyadari segala sesuatu yang terjadi pada dirinya. "Tidak ada apa-apa, semuanya tampak baik-baik saja', pikirnya. Ia berusaha mengingat kejadian terakhir yang dialaminya. Aneh? Tidak ada apapun terlintas di benak dan pikirannya. Mungkin ini karena ia baru saja terbangun dari tidurnya. Tak berapa lama, ia lalu menurunkan kakinya dari tempat tidur, dan aaakkhh!!! pening sekalii!!

Perempuan itu langsung jatuh terduduk di lantai berdebu itu. Ia memutar pandangannya di bawah tempat tidurnya, banyak sekali kertas berserakan di sana, selain itu ada juga beberapa monitor komputer di sana dalam posisi yang tidak karuan. Tak hanya kertas, pecahan kaca pun tampak bertebaran dimana-mana. Ia langsung mendongak ke atas dan melihat ada kaca pecah di ruangan yang rupanya berada tepat di atas ruangan yang ia tempati sekarang. Ada apa ini? Apa yang terjadi di sini? Mengapa ruangan ini seperti dikelilingi oleh jeruji besi? Banyak pertanyaan terletup di kepalanya. Namun ia tidak mendapati seorang pun untuk ditanyai. Ia bahkan tidak bisa mengingat namanya sendiri. Ia mulai berdiri, walaupun terhuyung-huyung, dan bergerak menuju sebuah pintu yang tampak muncul malu-malu di balik sebuah lemari besi yang entah berisi apa.

Tangannya maju mencoba menyingkirkan lemari besi itu.. Ugh! Berat sekali!
Dengan segala kekuatan yang masih ada, ia mendorong lemari itu ke samping. Tapi lemari besi itu tampak tidak bergerak sama sekali. Ia terus saja berusaha sekuat tenaga. Hampir saja menyerah, tiba-tiba ia memutuskan untuk mengganjal lemari besi itu dengan patahan besi yang tergeletak di dekatnya. Lalu ia mengganjal patahan besi itu dengan patahan mesin berlengan satu sehingga ia bisa mengungkitnya.. HHggghhh!!! Hgghhggaaaahhh!! Ia berusaha sekuat tenaga..

Brakkk!! Akhirnya pintu itu terlihat dengan utuh. Pintu itu berwarna putih dengan banyak lubang kunci. Selain itu, di pintu itu menempel sebuah kotak yang memiliki banyak tombol. Ia bingung sekali, tak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia merasa tidak memiliki kunci, dan ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan tombol-tombol itu. Ia mulai takut, karena merasa terkurung dan tidak tahu apa yang ada di balik pintu itu. Tapi rasa ingin tahunya tidak bisa menahannya untuk berdiam diri saja. Ia berusaha mencari benda yang mirip kunci. Ia membuka tumpukan buku di sana-sini, membuka patahan-patahan mesin, menyisir pojok-pojok ruangan. Awalnya ia mencari dengan hati-hati, tapi lama-lama ia mencari dengan sembarangan, terdesak frustasi yang menghinggapi dirinya. Entah sudah berapa lama ia mencari kunci-kunci itu. Ia lalu memutuskan untuk berhenti. Ia duduk terkulai bersandar pada dinding porselen putih, dan mulai menangis.

Brakk!! Brakk! dett!! dett!! dett!! Brakk!!

Perempuan itu sungguh kaget, ia tak mengira ada orang lain (atau sesuatu) di luar sana. Bunyi hentakan dan rentetan senjata semakin menjadi-jadi. INI SERANGAN!! Ia ketakutan, ia masih ingin hidup, ia mulai berpikir lebih baik tadi ia tidak mengungkit lemari besi agar pintu itu lebih sulit terbuka. Ia tertunduk menangis gemetaran.

Brak!! Dhuarr!! Brakk!! Brakkk!!!

Pintu itu terderak keras sekali, ia lantas bergerak bangkit sambil mencari benda berat yang bisa dipakai untuk menahan pintu itu. Ia melihat tempat tidurnya dan mendorongnya hingga ke pintu. Ia lalu membuat tumpukan dari barang-barang yang ada, monitor komputer, mesin berlengan satu, tumpukan buku, apapun, di atas tempat tidur itu. Terus saja menumpukkan barang-barang. Tapi ia tahu bahwa ini saja tak akan cukup untuk menahan serangan dari luar. Tubuhnya terus saja bergetar, getaran ketakutan yang merayap di balik punggung hingga ke kepala dan telinganya. Ingin rasanya ia menghentikan gemetarnya itu, tapi apa daya, itu sudah menjadi insting makhluk hidupnya. Ia lalu berusaha mencari senjata, apapun yang bisa jadi senjata. Ia mencari tergesa-gesa, tangisan dan getaran tubuhnya makin memperlambat usahanya saja. Sementara bunyi serangan makin menjadi-jadi. Ia frustasi dan takut hingga akhirnya ia menemukan pecahan kaca yang tajam dan besar. "Setidaknya ini bisa dijadikan senjata", pikirnya. Apa boleh buat, ia hanya bisa pasrah.

Pada saat ia sudah mulai memberanikan diri untuk menghadapi apapun di luar sana, serangan tiba-tiba berhenti. Berhenti? Ya, berhenti begitu saja. Tak menunggu lama, ia lalu dengan perlahan mendekat ke arah pintu. Ia meraba pintu itu sepelan mungkin, mencoba merasakan adanya getaran yang muncul. Tak ada apa-apa. Heran.

Tapi perasaan yang muncul kemudian adalah cemas, kemana gerangan si penyerang? Ia memusatkan perhatian pada pintu itu. Syarafnya menegang hingga ia merasakan sakit yang amat sangat pada bagian belakang leher dan pundaknya. Ia bersiap untuk kemunculan serangan pamungkas dari luar.
Tapi, lima belas menit.
Dua puluh lima menit.
Enam puluh menit.
Tak ada serangan lanjutan. Hening. Sungguh mengherankan.

Ia mulai berfikir, kalau si penyerang sudah membuang-buang banyak tenaganya demi untuk membuka pintu itu. Ia berfikir, kalau si penyerang merasa ruangan itu tidaklah sepenting yang ia kira. Adanya pikiran-pikiran itu, membuat syarafnya mengendur pelan-pelan. Ia ingin istirahat. Tubuh kecilnya sungguh letih. Pikirannya teramat berat. Ia hanya ingin istirahat. (bersambung)



Read more...

Contract With God Trilogy


Ini adalah salah tiga buku hasil karya Will Eisner.. (A Contract With God; A Life Force; dan Dropsie Avenue: Neighborhood)

Karya Bapak Will Eisner ini merupakan gebrakan besar di jamannya, karena Bapak Will Eisner bertindak sebagai perintis keberadaan Novel Grafis... Oleh karena Bapak Will Eisner merupakan perintis "aliran" Novel Grafis, maka Bapak Will Eisner diabadikan namanya menjadi piala Eisner yang dianugrahkan kepada para penulis novel grafis dengan karya-karya fenomenal. Menurutku sih, novel grafis gak ada bedanya sama komik, yang membedakan cuman jenis tema yang diangkat (lebih "berat" di novel grafis) dan jenis gambarnya (lebih "realis" di novel grafis, yah mirip realisnya komik Musashi lahh)...
Buku ini menceritakan kehidupan sehari-hari warga di jalan Dropsie... Mulai dari kehidupan orang-orang di lingkup sinagoga, pengamen jalanan, elite Amerika, sampai pelacur dan pembunuh. Kalau kamu menyukai film Crash, pasti menyukai alur di novel ini... yaa alur yang saling berkaitan satu sama lainnya gitu lahh..
Komik, eh novel ini cocoknya dibaca oleh warga yang sudah 20 tahun ke atas yaa... jadi ndak cucok buat anak kecil ya nekk..
Btw, dari ketiga novel itu, aku paling suka yang terakhir, yaitu dengan judul Dropsie Avenue: Neighborhood. Novelnya menceritakan bagaimana suatu jalanan, area Dropsie bertransformasi dari daerah elit menjadi daerah kumuh, hingga akhirnya mati... Sungguh ironis...
Banyak sekali pelajaran mengenai SARA di buku ini.. memang membeda-bedakan kasta berdasarkan SARA bukanlah hal yang baik, karena hanya mengarah pada keburukan.
Read more...

INSPIRING HOUSE (APARTMENT)

Inspiring house (apartment)...
judul ini kuambil karena waktu googling ttg desain interior, ada satu apartment milik Gary Chang (hongkong) yang berada di tengah-tengah rusun (agak) padat (kalau tidak bisa dibilang kumuh)tapi menawaannnn..
Jadi, si Gary ini punya apartment dg ukuran yang hanya 32 m2 tapi di apartment sekecil itu, dia bisa punya "24 ruangan", bar, bath up, ruang makan, ruang nonton, dll...dll... Si Gary ini rupanya jenius sekali membuat ruangan menjadi "bertumpuk-tumpuk" dan bisa diubah sesuka hati...

Untuk lebih jelasnya, coba tengok tayangan kilat berikut ini *berharap menemukan extended videonya*


Read more...

Friday, July 9, 2010

cinta satu malam

lagu iki awale digosipno karo arek2 ndek lab...malah ada yg bilang "lage hepening getooo!!".. busedd...seberapa "bagus" sih lagu ini??
langsung saja tanpa berpikir panjang, si Ontje mendownload vidklip official tek an ne si Melinda (the singer of the song)... Beeuhhh...Rong menit pertama sing muncul adalah gambar2 gawe 30 thn menduwur....ckckck...videoklip koyok ngene kok diputer di Indonesia?? lagi hepeninggg kalee, Kenn..kemane aje loo??
Awale aku gak gelem mbahas lagu iki...tapi berhubung lagu iki sempet digawakno karo Afgan, mangkane aku semangat mbahas...beda buangett gitu lohh!
Lha pas nggolek nang youtube, dadakno aku nemu lagune sing asli... dadi, si melinda iki tibakno nyontek lagune wong londo pek! halahh halahhh...kok copy paste terus seehh :'(
Whatever lahh..
sekarang coba deh panjenengan bandingkeun kedua videoklip iki yohh..nyohh!

VERSI MELINDA

VERSI AFGAN

Read more...

Thursday, July 8, 2010

Perbincangan di Grup Adek Tingkat




Mohon dibaca dari atas ke bawah...
Walaupun tak paham isinya, apa yang terlintas di benakmu?


Read more...

Preambule

Well...iki blogku sing pertama, sekaligus sing ke loro..bingung? aku dewe yo bingung... dadi mbiyeeeenn aku tau nggawe blog sing isine Protein Rekombinan, mergo aku dewe mumet moco tulisanku ttg DNA, protein, dsb dst.., mangkane saiki aku nggawe maneh blog ttg uripku dewe. Bah onok sing moco, bah gak, sing penting aku nduwe panggon curhatku dewe :-) Btw, blogku sing mbiyen jenenge opo yoohh??

Wess..pokok e Welcome to (my) book of life... opo o kok kata "my" ne dikurung? soale uripku iki terkait karo wong liyo, dadi intine hidupku hidupmu lahh..ngono kiro2..

Met moco yooo...


Read more...