Friday, July 30, 2010

Eat, Love, and Pray


Buku karangan elizabeth gilbert ini merupakan salah satu buku yang well-recommended!
Bukunya tidak bisa digolongkan novel (menurutku), karena lebih mengarah pada kumpulan jurnal; jurnal kehidupan lebih tepatnya! Jadi gaya bahasanya mirip diary yang biasa kita (aku) tulis di malam hari sebelum tidur...

Elizabeth, atau Liz, sangat cerdik dalam memilih kata-kata yang digunakannya untuk mengisahkan segala kejadian dan perasaan hidupnya. Ia bisa membuat pembacanya hanyut dalam segala pengalamannya. Aku sedikit merasa kalau Liz adalah sebagian diriku. Terkadang terlintas di dalam benakku untuk hidup sendiri, it feels like a totally-freedom for myself. hehehe...

Dalam bukunya, Liz benar-benar menikmati lezatnya makanan yang ia makan di Italia. Uggh! jadi ingin makan gelato dan pizza dg dobel mozarela! Kayak gimana sih model dan rasanya? (tolong kalau ada yg berkenan mengirimkan ke rumahku, akan dg senang hati kukirim alamat rumahku, for free!). Ohya, ngomong-ngomong, apa cowok Italia memang setampan dan sekeren yang diceritakan Liz? Kalau ada, boleh juga kalau aku dikirim satu saja ke rumah (for free!-lagi). Wkwkwk..

Pun demikian dg pengalaman spirituil yg ia alami di India... Wuihh!! Rumit! wkwkwk... Bagaimana ia mencari keilahiannya di dalam ashram dan mengatasi pergulatan antara emosi dan pikirannya. Sempurna! Liz bisa menggambarkan dengan detail peristiwa spirituil yang ia alami. Liz menggunakan contoh-contoh yg mudah kita temui di sekitar kita sehingga kita bisa memahami keadaannya tanpa khawatir harus kehilangan makna *lebih karena kita sulit memahami kalimat-kalimatnya*.
nb: di bagian ini, aku harus membaca setiap paragraf minimal dua kali untuk mendalami maknanya... Pffiuuhh!!

Sementara itu, di Indonesia, Liz menemukan "keseimbangan" versi dirinya, dimana ia akhirnya menemukan lagi cintanya pada diri seorang Brazil selatan, Felipe (dan Liz menjelaskan "kegiatan" apa saja yg ia lakukan bersama Felipe. weeww...tipikal orang barat); menemukan sahabat, seorang wanita miskin asli Bali, yang suka berbicara vulgar dan "urung" menipunya (bagian penipuan ini sungguh sangat memalukan, krn Felipe dan Liz menganggap ini adalah suatu hal yg lumrah di negara ini...omigod!!); menemukan seorang dukun yg (menurutku) ramalannya agak sedikit melenceng (kalau tdk bisa dikatakan maksa)...

Salah seorang temanku pernah berkata, kalau suatu rezeki tidak diberikan padamu hari ini, mungkin diberikan lain hari. Kalau kau mendapatkan cobaan berat, mungkin Allah akan memberikan "hadiah" untukmu di lain hari. Kalau kau berdoa dg sungguh-sungguh untuk mendapatkan suatu rezeki tetapi pada akhirnya kau tidak mendapatkannya, mungkin bukan rezeki macam itulah yg sesuai untukmu. Itulah pelajaran berharga yang bisa kusimpulkan dari membaca buku Liz. Selamat membaca!

No comments:

Post a Comment